Pemanfaatan kompor gasifikasi berbasis wood pellet bagi produsen ikan pindang di Bandung


Proses gasifikasi sebenarnya sudah dikenal sejak seabad lalu untuk mengolah batu bara, gambut, atau kayu menjadi bahan bakar gas yang lebih mudah dimanfaatkan. Saat ini, proses gasifikasi mendapat perhatian kembali di seluruh dunia, terutama untuk mengolah biomassa sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan. Oleh karenanya, sudah waktunya teknologi gasifikasi biomassa dikembangkan dan diimplementasikan di Indonesia. Dasar pertimbangannya antara lain, (a) konsumsi minyak bumi makin meningkat, sedangkan sumbernya terbatas, serta (b) tersedia berbagai limbah yang dapat diolah dengan proses gasifikasi menjadi sumber energi. Dengan demikian, penerapan proses gasifikasi biomassa ini dapat mendorong penganekaragaman sumber energi dan usaha swasembada energi di suatu daerah.

Secara umum masyarakat kita memiliki masalah dalam pengelolaan sampah dan pengadaan energi terutama untuk kegiatan sehari-hari (seperti memasak). Banyak sampah (biomassa) di sekeliling kita yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang sekaligus mampu mengurangi sampah yang dibuang ke tempat penampungan. Akan tetapi hal itu tidak bisa dilakukan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengelolaan selain tidak memiliki alat produksinya.

Masyarakat sasar adalah produsen ikan pindang di RW 06 Desa Cipagalo-Ciganitri, Kabupaten Bandung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu berkontribusi agar masyarakat sadar dan memiliki kemampuan untuk menggunakan kompor berbasis biomassa (wood pellet). Dari kegiatan pengabdian masyarakat didapat bahwa, 1) mereka antusias untuk mengikuti kegiatan ini, 2) berkontribusi positif untuk memperbaiki rancangan awal dari kompor yang kami buat, 3) melakukan pengamatan/pengukuran berikutnya dengan rancangan yang sudah diperbaiki, 4) membandingkan hasilnya dengan kompor tradisional baik dari sisi rasa dan kualitas ikan pindang maupun dari segi penghematan biaya, serta 5) antusias untuk diadakan kegiatan lanjutan untuk produsen lainnya dengan menggunakan rancangan kompor yang sudah disempurnakan.

Link video:

  1. https://youtu.be/6i7SLUEshCc
  2. https://youtu.be/aFvVKkAQzO8
Inisialisasi api yang dihasilkan dari kompor gasifikasi dari wood pelet.

Dari kegiatan yang telah kami lakukan, tampak bahwa mitra antusias untuk menggunakan kompor yang kami rancang dengan harapan dapat mengurangi ongkos produktivitas penggunaan bahan bakar dari kompor yang digunakan sebelumnya. Dari sisi teknis hasil rancangan dengan perbaikan sudah dapat mengikuti ekspektasi mereka untuk memproduksi pindang sama halnya dengan penggunaan kompor biasa. Namun demikian, perlu pengukuran lebih lanjut terkait dengan rasa dan kualitas ikan pindang yang dihasilkan. Dari aspek ekonomi, hitungan kasar kami memperkirakan bahwa ongkos penggunaan bahan bakar lebih murah dari sebelumnya. Catatan untuk pengabdian masyarakat kompor gasifikasi adalah sebagai berikut:

  1. Desain kompor perlu penyesuaian untuk kebutuhan memasak ikan pindang;
  2. Bahan bakar kompor hanya dijual di tempat tertentu;
  3. Harapannya program pengabdian masyarakat ini dapat terus dilanjutkan untuk kedepannya;
  4. Program ini sangat bermanfaat bagi para pengelola ikan pindang;
  5. Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para pengelola ikan pindang.

Leave a Reply